Prinsip Kesehatan Cara Rosulullah SAW

Nabi Muhammad SAW lahir di daerah gersang, sangat rawan, dan kurang air. Selain itu saat lahir, suasana di sekitarnya penuh dengan kejahilan, kekejaman, penindasan, dan perbudakan. Setiap saat ada saja korban pembunuhan bayi perempuan yang secara tradisi kaum Quraisy, dianggap hanya merugikan serta mempermalukan orangtua saja.
Selain itu, perkembangan medis di Mekkah belum apa-apa. Sistim pengobatan pun masih bercampur antara ilmiah dan tahayul. Lebih- lebih sejak usia enam tahun ia sudah menyandang predikat yatim piatu, situasi yang umumnya bisa mempengaruhi tingkat kordinasi tubuh akibat perpecahan konsentrasi antara fisik dan psikis.

Namun semuanya tak menjadi kendala untuk menjaga kesehatan. Ia sadar,Allah sangat membenci manusia yang melalaikan, lebih-lebih sampai mengganggu, serta membuat bencana kesehatan. Jadi, menurutnya, kegiatan seperti berolahraga, menggosok gigi dan menyisir rambut, termasuk ibadah, yang berarti memperoleh pahala.

Dengan kedisiplinannya itu, sehingga ia hanya sakit dua kali, tepatnya pertengahan hidup dan menjelang wafat. Itu pun hanya sebentar serta hampir tak merepotkan masyarakat, sesuai dengan prinsipnya yang tak mau merepotkan siapapun, lebih-lebih menyusahkan masyarakat.

Ini merupakan prestasi kondisi tubuh yang langka terjadi sampai kini, meskipun medis terus memperlihatkan perkembangan dan keperkasaan yang menakjubkan, dengan resep dan terapi yang makin beragam. Para ilmuwan yang tiap hari bergelimang dengan urusan kesehatan, pun tak mampu menghindari sakit, malah menjelang wafat, tak mampu menangani sakit tanpa bantuan.

Banyak tokoh internasional, seperti Napoleon Bonaparte dan von Goethe, yang kagum terhadap kemampuannya menjaga kesehatan. Hanya dengan fasilitasyang serba sedikit, ia bisa menjaga kesehatan, dari rambut sampai telapak kaki, baik dalam maupun luar, dari tahun ke tahun. Apa saja kedisiplinan itu?

Perhatikan beberapa berikut ini :

Ia tak pernah minum sambil bernapas.
Air yang diminumnya selalu dari wadah tertutup. Menurutnya, air dari wadah terbuka mudah dimasuki debu.

Dokter pun umumnya melarang kita minum dengan cara begitu. Karena selain akan menimbulkan batuk-batuk ringan, juga radang paru-paru. Meskipun tampak sepele, tetapi akibat dari itu, meskipun ringan bisa menjadi benih bagi radang tenggorokan serta membuat badan menjadi demam.

Ia tak mudah sugesti jika ada suatu kondisi yang menimpa tubuhnya.
Karena baginya, itu tak memperlihatkan sikap sabar. Maksud sugesti di sini ialah menanggapi suatu situasi yang menimpa tubuh dengan perasaan.

Para ilmuwan (medis) umumnya mengakui, sugesti tentang suatu penyakit yang belum tentu menyerang, justru bisa mewujudkan penyakit itu dalam pengertian yang sebenarnya.

Mungkin jika Louis Pasteur (pelopor vaksinasi umum), Alexander Fleming (penemu obat pencillin), dan Antony van Leewenhoek (pengamat bibit penyakit) mengetahui semua itu akan geleng kepala. Soalnya mereka sering mengisyaratkan melalui pidato tentang tubuh yang gampang terkena penyakit jika hanya dibersihkan dengan beberapa liter air saja tiap hari. Ini mengingat hama mudah nempel pada kulit, lalu berkembang secara cepat.Mungkin mereka akan makin geleng kepala jika mengetahui bahwa ia sakit hanya dua kali saja.

Sebagai manusia, kepekaan fisiknya terhadap lingkungan sama saja dengan kita. Misalkan (yang cukup gamblang ialah sama-sama nggak tahan minum air 100 derajat Celcius, sama-sama akan lesu jika menahan napas agak lama, dan sama-sama sakit serta memar jika dilempari batu besar.

Hanya saja ia bermental yang menakjubkan untuk mengendalikan fisik, sampai selama hidupnya hanya sakit dua kali. Ini perlu ditegaskan, agar jangan sampai mendatangkan kesan bahwa ia sangat jarang sakit karena manusia pilihan.

Ia selalu bangun menjelang fajar.
Selesai sholat, tak tidur lagi,sebagaimana yang sering terjadi, tetapi terus mengucapkan dzikir, mengaji, serta mencari nafkah.

Bangun menjelang fajar memang lebih nyaman daripada bangun setelah terbit matahari, karena bisa membuat tubuh sehat, nyaman, dan bugar. Asal setelah sholat tak tidur lagi.

Sebab itu tak ada teori satu pun yang menyatakan, mereka yang telah bangun menjelang fajar boleh tidur lagi, kecuali untuk mereka yang mendapat penyakit tertentu serta memerlukan istirahat yang banyak. Malah ada ajaran adat Indonesia yang melarang tidur lagi setelah bangun menjelang fajar dengan argumentasi yang juga orsinil.

Ia makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang.
Ia membuat makan untuk keperluan hidup, bukan membuat hidup untuk keperluan makan. Menurutnya, kita boleh makan apa saja, asal halal dan wajar.

Sebagaimana diketahui, saluran pencernaan seperti lambung, bersifat sensitif terhadap perubahan yang tak wajar pada saluran pencernaan akibat penyimpangan dalam mengatur makan serta tak sesuai dengan kondisi saluran pencernaan. Namun sayang, banyak sekali yang serampangan.

Karenanya tak perlu heran jika sangat banyak yang menderita saluran pencernaan. Kita bisa menanyakan kepada pasien tipus, kolera, dan disentri, misalnya, tentang mengapa mereka sakit ? Umumnya mereka akan menjawab, karena teledor dalam makan. Jadi benar apa yang dikatakan filosof bahwa makan itu bisa menjadi racun jika dihadapi dengan cara yang salah.

Ia jika marah tanpa emosi, meskipun dengan maksud positif.
Karena baginya, itu tak memperlihatkan keihlasan dan kecintaan. Ia marah benar-benar “Lillahitaala”. Marahnya seperti marah seorang ayah terhadap anaknya yang bercanda dengan barang berbahaya tajam. Maksudnya, marahnya hanya tampak dari wajahnya, tetapi nuraninya memperlihatkan cinta kasih.

Dilihat dari psikologis, marah dengan emosi, seperti yang sering terjadi, bisa mempengaruhi fisik. Jika itu dilakukan terus, cepat atau lambat, bisa mendatangkan penyakit, seperti darah tinggi, rasa mual, gatal-gatal dan sakit kepala. Sedangkan menurut catatan dari WHO, banyak pasien darah tinggi berlanjut dengan lumpuh yang populer dengan stroke, malah sampai mati secara dadakan.

Demikian beberapa contoh prinsip Nabi Muhammad dalam menjaga kesehatannya. Semoga kita bisa mengambil hikmahnya untuk dipraktekkan dalam hidup sehari-hari serta bisa memberikan nilai tambah terhadap kualitas kesehatan kita. Semoga saja begitu. Amin ya Rabbil Alamin .

 

0 comments: